Sabtu, 13 Januari 2018

Legenda Kerajaan Majapahit Di Balik Keindahan Pantai Ngobaran


Pantai Ngobaran

Satu lagi tempat wisata di jogja yang unik. Pantai ngobaran, pantai yang berada kabupaten gunungkidul ini sangat menarik karena disana terdapat pura, yaitu tempat ibadah untuk agama hindu. Didekat pura juga ada mushola kecil untuk beribadah agama islam, yang unik mushola ini menghadap ke selatan, tetapi para penduduk tetap melakukan sholat dengan menghadap ke arah kiblat.



Di sebelah bawah atau pantai nya, juga sering digunakan untuk upacara ritual bagi penganut aliran kejawen. Jika kita ambil kesimpulan, pantai ngobaran ini memiliki simbol toleransi. Walaupun berbeda agama, bahkan bisa dikatakan bertentangan, tetapi para pemeluk agama disini bisa melakukan ibadah dengan damai dan berdampingan.

Legenda Kerajaan Majapahit Di Balik Keindahan Pantai Ngobaran

Menurut cerita masyarakat sekitar, nama pantai ngobaran ada kaitanya dengan kerajaan majapahit dan kerajaan demak. Konon ceritanya dahulu kala ketika kerajaan majapahit yang dipimpin oleh raja bawijaya V mulai di pojokan oleh kerajaan demak yang di pimpin oleh putranya sendri yaitu raden patah mulai menyerang kerajaan majapahit.

Dengan terpaksa raja brawijaya meninggalkan kerajaan majapit bersama putranya yang bernama bondan kejawan dan berjalan ke arah barat. Sehingga sampai di daerah pesisir pantai yang damai dan sangatlah tenang. Hingga pada akhirnya sang raja penguasa majapahit memutuskan untuk melakukan uacaa muksa.



Alasan raja brawijaya V melakukan upacara ritual muksa karena sang raja tidak mau berperang dengan anaknya sendiri yaitu raja kerajaan demak 1 yaitu raden patah. Sang raja melakukan upacara pembakaran diri yang menimbulkan api denga kobaran yang sangat besar. Menurut cerita yang bersumber dari masyarakat dari situlah pantai tersebut dinamai pantai ngobaran.